HALAMAN PENTING

Minggu, 24 Maret 2013

MENYIMAK



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Sebagian besar proses pembelajaran di Sekolah Dasar menggunakan bahan bacaan apalagi untuk kelas rendah. Semua itu dilakukan dengan cara menyimak, Seorang siswa dikatakan bisa menyimak yang baik jika mereka tahu isi pembicaraan. Agar mengerti isi pembicaraan tersebut, harus mengerti apa itu menyimak, efektifitas menyimak, dan lain-lain. Seorang guru pun harus tahu jenis-jenis menyimak itu, karena cara mentimak dari anak satu, dan anak yang lain pun berbeda, ada yang diam tetapi dia menyimak, ada pula menyimak tetapi aktif. Oleh karena itu, pokok bahasan materi ini sangat diperlukan untuk dipahami bagi calon atau para guru Sekolah Dasar, bahkan para siswanya.
B.       Tujuan
Setelah mempelajari pokok bahasan keterampilan menyimak ini, diharapkan anda atau para calon guru Sekolah Dasar mampu Memahami apa itu menyimak, jenis-jenis menyimak, tujuan menyimak dan lebih memahami keterampilan menyimak yang lain.
C.       Rumusan Masalah
1.      Apa menyimak itu?
2.      Apa tujuan menyimak?
3.      Apa sajakan jenis-jenis menyimak?
4.      Bagaimana prinsip-prinsip peningkatan kemampuan menyimak?
5.      Bagaimana ciri seorang penyimak ideal?



BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Menyimak
Menyimak berbeda dengan mendengar dan mendengarkan. Mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya. Karena itu kegiatan mendengar tidak direncanakan, hal ini terjadi secara kebetulan. Mendengarkan setingkat lebih tinggi tarafnya dari mendengar, bila dalam peristiwa mendengar belum ada faktor kesengajaan, maka dalam peristiwa mendengarkan faktor kesengajaan sudah ada. Sedangkan dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak, bahkan lebih dari itu faktor perhatian, penilaian pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak. Jadi menyimak adalah suatu proses yang mencangkup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya. (Djago Tarigan, 1990:5).
Ada sejumlah komponen yang terlibat dalam ketrampilan menyimak antara lain:
·           Pembedaan bunyi-bunyi bahasa
·           Pengenalan kata-kata (kosakata)
·           Pengindentifikasian kelompok-kelompok kata yang gramatikal
·           Pengidentifikasian satuan-satuan pragmatis – ekspresi dan seperangkat ujaran yang berfungsi sebagai satu kesatuan untuk menciptakan makna.
·           Penghubungan antara penanda limistik dan para linguistik (intonasi dan tekanan) dan antara penanda linguistik dan non linguistik (gerakan tubuh dalam situasi tertentu) untuk membangun makna.
·           Penggunaan latar belakang pengetahuan (apa yang telah diketahui tentang isi atau bahan simakan) dan konteks (apa yang telah diujarkan), untuk memprediksi makna.
·           Pengingatan kata-kata atau ide-ide yang penting (Rost, 1990:6)
Menyimak adalah suatu proses. Proses itu terbagi atas tahap-tahap, yakni:
1.      Mendengar
2.      Mengidentifikasi
3.      Menginterpretasi
4.      Memahami
5.      Menilai
6.      Menanggapi
B.       Tujuan Menyimak
Secara umum tujuan menyimak adalah menangkap, memahami, dan menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.Tujuan tersebut dapat dirinci berdasarkan aspek yang ditekankan menjadi:
1.       Mendapatkan fakta
2.      Menganalisis fakta
3.      Mengevaluasi fakta
4.      Mendapatkan inspirasi
5.      Menghibur diri
6.      Meningkatkan kemampuan berbicara
Disamping tujuan yang sudah dijelaskan di atas ada lagi tujuan menyimak yang lain, yakni untuk meningkatkan ketrampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seorang pembicara pada segi:
1.      Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
2.      Cara penyampaian bahan pembicaraan
3.      Cara memikat perhatian pendengar
4.      Cara mengarahkan perhatian pendengar
5.      Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dan sebagainya.
6.      Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
C.       Jenis Menyimak
Menyimak dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal:
a.       Berdasarkan sumber suara menyimak dibedakan menjadi:
1)        Intrapersonal listening (menyimak diri sendiri)
2)        Interpersonal listening ( menyimak orang lain)
b.      Berdasarkan taraf aktivitas penyimak, menyimak dapat dibedakan menjadi:
1)        Silent listening (menyimak taraf rendah) yaitu penyimak memperhatikan dengan sungguh-sungguh mengangguk-angguk, senyum, tertawa, mereaksi dengan ucapan pendek (ya atau tidak).
2)        Active listening (menyimak taraf tinggi) penyimak telah mengutarakan hasil simakan yang berbentuk persetujuan, ketidaksetujuan, gagasan, pertanyaan, tanggapan, dan lain-lain.

c.       Berdasarkan taraf hasil simakan, menyimak dapat dibedakan menjadi:
1)      Menyimak tanpa mereaksi yaitu penyimak mendengar sesuatu berupa suara atau teriakan, namunyang bersangkutan tidak memberikan reaksi apa-apa. Suara masuk ke telinga kiri keluar dari telinga kanan.
2)      Menyimak terputus-putus yaitu penyimak sebentar menyimak sebentar tidak menyimak, kemudian meneruskan menyimak lagi dan sterusnya. Pikiran penyimak bercabang tidak terpusat pada bahan simakkan.
3)      Menyimak terpusat yaitu pikiran penyimak terpusat dengan sesuatu, misalnya pada aba-aba, untuk mengetahui bila saatnya mengerjakan sesuatu.
4)      Menyimak pasif, menyimak pasif hampir sama dengan menyimak tanpa mereaksi. Dalam menyimak pasif sudah ada reaksi walau sedikit.
5)      Menyimak dangkal yaitu menyimak yang hanya menangkap sebagian isi simakkannya. Bagian-bagian yang  penting tidak disimak, mungkin karena sudah tahu, menyetujui atau menerima.
6)      Menyimak untuk membandingkan yaitu penyimak menyimak sesuai pesan, kemudian membandingkan isi pesan iti dengan pengalaman dan pengetahuan, penyimak yang relevan.
7)      Menyimak organisasi materi yaitu penyimak berusaha mengetahui organisasi materi yang disampaikan pembicara, ide pokoknya beserta detail penunjangnya.
8)      Menyimak kritis yaitu penyimak menganalisis secara kritis terhadap materi yang disampaikan pembicara.
9)      Menyimak kreatif dan apresiatif  yaitu penyimak memberikan respons mental dan fisik yang asli terhadap bahan simakan yang diterima.

d.      Berdasarkan taraf hasil simakan dan ketrampilan khusus yang diperlukan dalam menyimak, menyimak dapat dibedakan menjadi:
1.      Menyimak marginal yaitu menyimak sekelumit, sambilan.
2.      Menyimak apresiatif yaitu penyimak larut dalam bahan yang disimaknya.
3.      Menyimak atentif yaitu penyimak paham benar isi bahan simakan.
Ciri-cirinya adalah:
a)             guru dan para pembelajar melakukan interaksi tatap muka;
b)            guru memanfaatkan gambar atau topik-topik yang konkret;
c)             para pembelajar menyimak ‘penggalan kalimat’;
d)            para pembelajar memberikan respons secara langsung.

4.      Penyimak analisis yaitu penyimak paham bahan simakan, penyimak menganalisis bahan, struktur, bahasa dari berbagai sudut dengan cara kritis.

e.       Berdasarkan cara penyimakan, menyimak dapat dibedakan menjadi:
1.      Menyimak intensif yaitu penyimak memahami secara teliti, penyimak intensif mencakup menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak eksploratif, menyimak introgatif.
Ciri-ciri penyimak intensif adalah:
a)               para pembelajar belajar secara individual;
b)              para pembelajar dapat menyimak sebanyak mungkin;
c)               guru memberikan umpan balik pada masalah ketepatan pemakaian bahasa.
2.      Menyimak ekstensif  yaitu memahami isi bahan simakan secara sepintas, meliputi: menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, menyimak pasif.


f.        Berdasarkan tujuan menyimak, menyimak dapat dibedakan menjadi:
1.      Menyimak sederhana, terjadi dalam percakapan dengan teman atau bertelepon.
2.      Menyimak diskriminatif yaitu menyimak untuk membedakan suara, perubahan suara seperti membedakan suara burung, suara mobil, suara orang dalam senang, marah atau kecewa.
3.      Menyimak informatif  yaitu Menyimak untuk mencari informasi seperti menyimak pengumuman, jawaban pertanyaan, mendaftar ide dan sebagainya.
4.      Menyimak literatur yaitu menyimak untuk mengorganisasikan ide seperti  penyusunan materi dari berbagai sumber.
5.      Menyimak santai yaitu menyimak untuk tujuan kesenangan misalnya pembacaan puisi, cerita pendek, rekaman, dagelan atau lawak.
6.      Menyimak kritis yaitu menyimak untuk mengetahui tujuan pembicaraan yang tersirat.

D.       Prinsip-prinsip peningkatan kemampuan menyimak.
1.      Cara yang dilakukan oleh para pembelajar untuk terlibat dengan kegiatan menyimak , mencoba memahami isi atau bahan simakan, dan mencoba meningkatkan kemampuan menyimak yang disebut gaya belajar.
2.      Kemampuan menyimak, meningkat melalui interaksi tatap muka. Melalui interaksi dalam bahasa indonesia, pembelajar memiliki kesempatan untuk mendapatkan masukan bahasa yang baru dan kesempatan untuk mengecek kemampuan menyimaknya sendiri. Interaksi tatap muka menyediakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan memeknai bahan simakan.
3.      Kemampuan menyimak meningkat melalui pemusatan perhatian pada makna dan upaya mempelajari bahan yang penting dan baru dalam bahasa sasaran.
4.      Kemapuan menyimak meningkat melalui kegiatan pemahaman. Dengan memusatkan perhatian pada tujuan;tujuan khusus menyimak, para pembelajar memiliki kesempatan untuk menilai dan merevisi apa yang telah mereka capai.
5.      Kemampuan menyimak meningkat melalui perhatian terhadap kecermatan dan analisis bentuk. Dengan belajar memahami bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat pada saat melakukan aktivitas yang berorientasi pada makna, para pembelajar dapat memperoleh kemajuan. Dengan belajar mendengarkan bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat, mereka memperoleh keyakinan dalam memahami bahan simakan. (Rost, 1991:7).
E.        Ciri penyimak ideal
     Penyimak dapat dikatan sebagai penyimak ideal apabila penyimak tersebut memenuhi kriteria, kriteria berikut:
1.      Sikap fisik dan mental
2.      Dapat berkonsentrasi dengan baik
3.      Memiliki motivasi yang tinggi
4.      Bersifat objektif
5.      Dapat menyimak secara menyeluruh tak terputus-putus.
6.      Dapat menghargai pembicara dan tak menganggap enteng
7.      Mampu menyeleksi bahan simakan dengan jitu
8.      Bersungguh-sungguh
9.      Kenal arah pembicaraan
10.  Dapat mengadakan kontak dengan pembicara
11.  Mampu merangkum hasil simakan
12.  Mampu menilai, menginterpretasikan
13.  Mampu memberi respon



















BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Menyimak dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencangkup kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi bunyi bahasa, menginterpretasikan, menilai dan mereaksi atas makna kandungan di dalamnya. Menyimak berbeda dengan mnedengar maupun mendengarkan.  Kegiatan menyimak ini melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan dan pengertian.  Menyimak adalah salah satu sarana untuk menjaring suatu informasi, yang bisa dilakukan seperti dengan mendengarkan siaran radio,  siaran tv,  pembicara dalam suatu diskusi, seminar, konvensi atau pertemuan ilmiah. Tujuan menyimak adalah menangkap, memahami, dan menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.

B.       Saran  

Jumat, 15 Maret 2013

RPP TERPADU INTEGRATED


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah                               : SD Negeri
Kelas / Semester                           : V / 1
Tema                                             : Pekerjaan
Alokasi Waktu                              : 3 x 35 menit (1 kali pertemuan)
Pelaksanaan                                  : Pertemuan ke-3

I.     Standar Kompetensi
·      Ilmu Pengetahuan Sosial
1.    Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
·      Bahasa Indonesia
1.    Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.
·      Matematika
1.    Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
·      Pendidikan Kewarganegaraan
2. Memahami pentingnya keutuhan Negara Keatuan Republik Indonesia              (NKRI).

II.  Kompetensi Dasar
·      Ilmu Pengetahuan Sosial
1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.
·      Bahasa Indonesia
1.1        Menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dan lain-lain) dengan memperhatikan santun berbahasa.
1.2        Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik, dan benar.

·      Matematika
1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB.
·      Pendidikan Kewarganegaraan
2.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

III.   Indikator
·      Ilmu Pengetahuan Sosial
1.5.1 Menyebutkan jenis-jenis usaha dalam masyarakat.
1.5.2 Memberi contoh cara menghargai kegiatan setiap orang dalam  berusaha.
·      Bahasa Indonesia
1.1.1   Mencatat pokok-pokok isi wawancara.
1.2.1    Menuliskan kembali hasil pengamatan/kunjungan secara sistematis.
·      Matematika
1.2.2   Menentukan bilangan prima suatu bilangan.
1.2.3   Menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan.
·      Pendidikan Kewarganegaraan
2.2.1   Menjelaskan usaha-usaha untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.2.2   Menjelaskan manfaat persatuan dan kesatuan.

IV.    Tujuan Pembelajaran
1.      Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang keragaman jenis pekerjaan, siswa dapat menjelaskan cara menghargai terhadap keragaman pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat sebagai cara untuk menjaga persatuan dan kesatuan kepada teman-temannya.
2.      Melalui diskusi dan tanya jawab tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, siswa dapat menyebutkan manfaat persatuan dan kesatuan terhadap keragaman pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat kepada teman-temannya.
3.      Melalui metode pembelajaran wawancara (secara berkelompok), siswa dapat menyebutkan jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya serta menyampaikan hasil wawancaranya di depan kelas dengan bahasa yang santun dan sistematis.
4.      Melalui metode pembelajaran diskusi tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat, siswa dapat menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan kepada teman-temannya.

V.       Materi Pokok
·      Ilmu Pengetahuan Sosial
Kegiatan Usaha Perekonomian
Jenis dan Bentuk Usaha Bidang Ekonomi
a. Pertanian
Hasil usaha pertanian adalah usaha yang menghasilkan bahan pangan. Di antaranya padi, jagung, kacang, kedelai, sagu, umbiumbian, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Tanaman ini mempunyai umur pendek (dapat dipanen tiga sampai enam bulan). Hasil pertanian yang berumur panjang adalah hasil perkebunan, seperti kelapa sawit, kopi, cokelat, teh, dan sebagainya. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Usaha pertanian banyak terdapat di daerah pedesaan dan pegunungan. Orang yang bekerja dalam bidang pertanian atau orang yang mengolah tanah dan bercocok tanam disebut petani. Petani dibedakan menurut jenis usahanya yang meliputi sebagai berikut.
a) Petani sawah : mengolah sawah.
b) Petani ladang : mengolah lahan kering.
c) Petani perkebunan : mengolah lahan luas untuk tanaman perkebunan.
d) Petani tambak : mengolah lahan untuk tambak.
b. Perdagangan
Perdagangan adalah kegiatan usaha yang menyalurkan barang produksi dari produsen ke konsumen. Pedagang menjual barang ke konsumen. Pedagang disebut sebagai perantara. Jenis usaha perdagangan, di antaranya pedagang bahan makanan,
pedagang sandang, pedagang perhiasan, pedagang hewan, dan lain-lain. Menurut tempat usahanya, pedagang dibedakan menjadi sebagai berikut.
a) Pedagang tetap, yaitu pedagang yang memiliki tempat yang tetap, misalnya berdagang di pasar, ruko (rumah toko), toko, warung atau mal/supermaket.
b) Pedagang asongan, yaitu pedagang yang tidak menetap dan berdagang
dengan cara berkeliling.
c) Pedagang kaki lima, yaitu pedagang yang tidak menetap dan berpindah-pindah tempatnya. Contohnya, pedagang di pinggir jalan raya atau trotoar.
c. Perikanan
Perikanan adalah kegiatan usaha dalam budidaya ikan. Budidaya ikan adalah kegiatan mengembangbiakkan ikan. Nelayan adalah orang yang mencari ikan di laut. Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih luas daripada daratannya. Penduduk yang tinggal di sekitar pantai lebih banyak yang menjadi nelayan.
d. Peternakan
Peternakan adalah kegiatan usaha dengan cara memelihara hewan dan mengambil hasilnya dengan cara dijual ke konsumen. Peternak adalah orang yang pekerjaannya memelihara hewan. Jenis-jenis usaha peternakan dibedakan menjadi sebagai berikut.
a) Peternak hewan besar : memelihara sapi, kerbau, kuda, babi.
b) Peternak hewan kecil : memelihara biri-biri, kambing, kelinci.
c) Peternak ikan : memelihara lele, ikan mas, mujair, dan gurame.
d) Peternak unggas : memelihara puyuh, ayam, itik, dan burung.
e. Industri Kerajinan
Industri adalah kegiatan usaha bahan baku menjadi bahan jadi. Kerajinan adalah kegiatan membuat peralatan dari bahan seadanya. Industri lebih mengacu pada kegiatan usaha yang berskala besar (dalam jumlah besar). Kerajinan adalah usaha dalam jumlah kecil. Pengrajin adalah orang yang pekerjaannya membuat kerajinan. Barang kerajinan biasanya pengerjaannya secara perorangan (bukan perusahaan). Contoh industri, antara lain pembuatan sepatu, jaket, pakaian, tas, industri elektronik, dan otomotif (mesin mobil). Industri yang berskala besar memiliki tenaga kerja
yang banyak dan biasanya disebut perusahaan. Contoh kerajinan, antara lain kerajinan perak (perhiasan), peralatan dapur/rumah tangga, kerajinan gerabah (tanah liat), dan kerajinan aksesoris, tas, tikar, dan sebagainya.
f. Jasa
Jasa adalah kegiatan usaha dalam bentuk pelayanan terhadap konsumen. Contoh usaha jasa aadalah perusahaan angkutan, perusahaan asuransi, pengacara, dokter, bank, bengkel, warung internet, warung telekomunikasi (wartel), dan rental komputer.

·      Bahasa Indonesia
Teks Wawancara
Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua pihak yang ditujukan untuk mencari keterangan.
Persiapan sebelum Wawancara
Persiapan sebelum wawancara, antara lain:
a. Membuat jadwal atau janji dengan narasumber, kapan dan di mana wawancara berlangsung.
b.Mempersiapkan garis besar hal-hal yang akan ditanyakan pada narasumber.
c. Mempersiapkan alat pencatat atau perekam yang berfungsi dengan baik.
Tahap-tahap Wawancara
a. Tahap pembukaan
1) Pewawancara memperkenalkan diri dengan menyebutkan asal      sekolah.
2) Pewawancara mengemukakan maksud dan tujuan wawancara.
b. Tahap inti
Pewawancara mengajukan pertanyaan sesuai yang telah dirancang. Pertanyaan ini diajukan secara jelas, teratur dan sopan.
c. Tahap akhir
1) Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan.
2) Pewawancara mengucapkan terima kasih dan berpamitan dengan sopan.
3) Saat berwawancara jangan lupa menulis biodata narasumber.
Cantumkan dalam laporan hasil wawancara kamu.
Misalnya:
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Coba kamu perhatikan wawancara di bawah ini dengan seksama.
Kak Butet Manurung Guru di Tengah Hutan
Nama lengkapnya Saur Marlina Manurung. Ia biasa dipanggil Kak Butet. Panggilan "Butet" berarti anak perempuan. Kak Butet adalah seorang guru yang hebat. Ia mengajar Suku Kubu atau Suku Anak Dalam yang tinggal terpencil di tengah hutan di Jambi. Berikut wawancara Andi, salah seorang temanmu, dengan Kak Butet.
Andi                 : Kenapa Kak Butet mau mengajar di tengah hutan?
Kak Butet          : Kakak menyukai alam, anak-anak, dan pendidikan. Kalau kakak di kota,      tentunya tidak akan bertemu alam. Makanya kakak tertarik mengajar         di hutan ketika ada kesempatan untuk mendidik anak-anak Suku Anak          Dalam.
Andi                 : Kapan pertama kali Kakak masuk hutan?
Kak Butet          : Sekitar tahun 1999. Kakak mengadakan riset terhadap Suku Anak Dalam.    Dari pengalaman itu, kakak memahami kebiasaan dan aturan di       lingkungan mereka. Kakak bersemangat karena ternyata mereka senang           belajar.
Andi                 : Di mana belajarnya?
Kak Butet          : Kami belajar di bawah pohon yang rindang, beralaskan rumput dan tanah.      Meskipun demikian, mereka belajar dengan tekun dan        bersemangat.Kalau tiba-tiba hujan, terpaksa kami pindah ke          pondok atau bubar. Anak-anak belajar memakai buku tulis, sedangkan kakak menggunakan papan tulis kecil, supaya mudah dibawa ke manamana.
Andi                 : Kenapa yang diajarkan hanya membaca dan berhitung?
Kak Butet          : Membaca dan berhitung sangat penting bagi mereka, supaya tidak ditipu        saat berjualan rotan ke pasar.
Andi                 : Apa pengalaman Kak Butet yang paling menyenangkan  di hutan?
Kak Butet         : Berburu dengan anak-anak merupakan pengalaman yang                                               menyenangkan. Kakak juga sering ikut membuat   pondok. Kakak juga diberitahu bahwa  hewan yang    paling ditakuti bukanlah harimau tetapi beruang.
Andi                 : Apa keinginan Kak Butet?
Kak Butet         : Kakak ingin mempunyai lembaga swadaya masyarakat                                                  sendiri yang khusus      mengurus pendidikan bagi suku-suku yang ada di pedalaman.
Andi                 : Apa pesan Kak Butet untuk kami?
Kak Butet         : Selalu bersemangat dalam belajar. Belajar mengatur   waktu yang seimbang  antara sekolah, belajar dan   bermain.
(Sumber Bobo : No.2, 2 April 2004, dengan pengubahan seperlunya)

·      Matematika


Operasi Hitung Bilangan sampai 1.000.000
1.    Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan yang hanya mempunyai faktor 1 dan bilangan itu sendiri.
Contoh:
2 = 1 × 2 (2 hanya mempunyai faktor 1 dan 2)
Jadi, 2 termasuk bilangan prima.
17 = 1 × 17 (17 hanya mempunyai faktor 1 dan 17)
Jadi, 17 termasuk bilangan prima.
2.         Faktor Persekutuan terbesar (FPB)
FPB dari 30 dan 72 yaitu :
30 = 2 × 3 × 5
72 = 2 × 2 × 2 × 3 × 3 = 23 × 32
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
FPB dari 30 dan 72 = 2 × 3 = 6
3.         Kelipatan persekutuan Terkecil (KPK)
KPK dari 18 dan 60 yaitu :
18 = 2 × 3 × 3
60 = 2 × 2 × 3 × 5
Kita urutkan letaknya.
18 = 2 × 3 × 3 = 2 × 32
60 = 2 × 2 × 3 × 5 = 22 × 3 × 5
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
KPK dari 18 dan 60 = 2 × 2 × 3 × 3 × 5 = 22 × 32 × 5 = 180


·      Pendidikan Kewarganegaraan


Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keutuhan berasal dari kata dasar utuh yang berarti dalam keadaan sempurna seperti semula. Utuh juga berarti tidak bercerai berai atau tidak terpecah belah. Jadi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia artinya adalah bahwa Indonesia merupakan
negara kesatuan yang memiliki kedaulatan, memiliki tujuan nasional, dan berdiri secara utuh baik wilayahnya, rakyatnya, ataupun pemerintahnya.
Keutuhan NKRI juga ditunjukkan melalui hal-hal berikut:
a. Indonesia yang utuh dan tidak mudah terpecah belah.
b. Hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya baik.
c. Tidak ada pergolakan, peperangan, pemberontakan ataupun perpecahan   di antara rakyat.
d. Situasi negara yang aman, nyaman, dan damai.

Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap:
a. Cinta tanah air
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
1) Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari   luar maupun dari dalam negeri.
2) Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran     lingkungan.
3) Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna   meningkatkan kesejahteraan rakyat.
4) Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin  untuk diabdikan kepada negara.
b. Membina persatuan dan kesatuan
Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:
1) Menyelenggarakan kerja sama antardaerah.
2) Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
3) Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
4) Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.
5) Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
6) Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta   tidak mudah marah atau menyimpan dendam.
7) Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama maupun bahasa dan kebudayaan
c. Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku
yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara membiasakan merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang lain atau kepentingan bersama.
Pelaksanaan sikap rela berkorban antara lain:
1) Di rumah
a) Menunda acara bermain untuk membantu pekerjaan ibu.
b) Menunda rencana berkemah bersama teman-teman karena harus  menunggu anggota keluarga yang sedang sakit.
2) Di sekolah
a) Memberi iuran bila ada teman yang kena musibah.
b) Mau berangkat lebih pagi untuk melaksanakan piket kelas.
c) Memberikan sumbangan untuk PMI (Palang Merah Indonesia).
3) Di masyarakat
a) Menunda pergi piknik ketika ada acara kerja bakti di kampung.
b) Membatalkan perayaan ulang tahun di rumah karena ada tetangga di  sebelah rumah yang sedang sakit keras.

VI.    Metode, Model, Dan Media Pembelajaran
1.      Metode                      : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Pemberian Tugas,     Wawancara
Metode ceramah adalah memberikan informasi bahan pelajaran kepada siswa dan melatih siswa memahami bahan pelajaran tersebut.
Metode diskusi untuk melatih siswa saling berinteraksi dalam memecahkan permasalahan.
Metode tanya jawab adalah pemberian informasi yang dilakukan melalui proses tanya jawab baik dari guru kepada siswa maupun siswa kepada guru.
Metode pemberian tugas adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Metode wawancara merupakan suatu metode pembelajaran dengan cara siswa dilibatkan secara aktif untuk memperoleh informasi melalui kegiatan bertanya kepada narasumber atau orang yang ahli dalam suatu bidang tertentu.
2.      Model Pembelajaran   : Direct Instruction
Yaitu model pembelajaran dengan cara memberikan informasi sekaligus perintah yang harus dikerjakan siswa.
3.      Media                         : Gambar jenis-jenis pekerjaan (terlampir)

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
1.    Kegiatan awal
a.    Guru mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, dan kepercayaan masing-masing, serta presensi, apersepsi untuk mengawali pelajaran.
b.    Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
c.    Guru bertanya jawab dengan siswa
1)   Siapa yang pernah ke sawah?
2)   Apakah sebutan untuk orang yang bekerja di sawah?
2.    Kegiatan inti
a.    Eksplorasi
1)   Guru menampilkan gambar jenis-jenis pekerjaan kepada siswa.
2)   Guru membimbing siswa untuk menyebutkan jenis pekerjaan apa yang ada di gambar.
3)   Guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu tentang jenis-jenis pekerjaan, FPB dan KPK, serta kegiatan wawancara dengan menggunakan metode ceramah.
4)   Guru membentuk kelompok berpasangan.
b.    Elaborasi
1)   Siswa mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan yang ada di sekitar lingkungannya.
2)   Siswa menjelaskan sikap terhadap keragaman pekerjaan yang ada di lingkungan sebagai cara untuk menjaga keutuhan NKRI.
3)   Siswa mengerjakan soal-soal FPB dan KPK yang berhubungan dengan pekerjaan.
4)   Secara berpasangan, siswa membuat daftar pertanyaan untuk melaksanakan kegiatan wawancara.
5)   Secara berpasangan, siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
c.    Konfirmasi
1)   Guru memberi tanggapan atas daftar pertanyaan yang telah dibuat siswa (daftar pertanyaan terlampir), serta hasil pekerjaan siswa tentang FPB dan KPK.
2)   Guru mengkonfirmasi dan menjelaskan tentang jenis-jenis pekerjaan. Sikap yang diperlukan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI serta persatuan dan kesatuan, FPB dan KPK serta cara melakukan wawancara.
3)   Guru dan siswa sepakat atas perbedaan pendapat.
3.        Kegiatan penutup
a.    Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. (Terlampir)
b.    Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c.    Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d.    Guru memberikan PR dan tindak lanjut. PR dan tindak lanjut berupa memberi tugas kepada masing-masing kelompok (kelompok berpasangan) untuk melakukan kegiatan wawancara kepada orang yang berbeda jenis pekerjaannya di lingkungan sekitar tempat tinggal.

VIII.   Alat Dan Sumber Bahan
            Sumber            : GBPP / Silabus IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, dan                                               Pendidikan Kearganegaraan Kelas 5 Sekolah Dasar
Buku Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar Karangan Umri Nur’Aini dan Indriyani Penerbit Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar Karangan Siti Syamsiyah dkk Penerbit Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
Buku Matematika Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar Karangan Sumanto dkk Penerbit Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
Buku Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar Karangan Ikhwan dan Sudarsih Penerbit Pusat perbukuan
Buku yang relevan
            Alat Peraga      : Gambar jenis-jenis pekerjaan (terlampir = media).

IX.    Penilaian
1.    Prosedur penilaian         : penilaian proses dan hasil (post tes)
2.    Jenis  penilaian  : penilaian proses dan hasil
3.    Bentuk penilaian            : tes tertulis (benar salah dan isian singkat),                                                                      performansi
4.    Alat penilaian                : soal tes formatif (terlampir)
5.    Kunci jawaban              : terlampir
6.    Skor penilaian               :
            Nilai  Akhir = {(B -  ) / N} X 100= 100


                                                                                     Tegal, 
23 April 2012
                      Mengetahui,
            Kepala SD N                                           Guru Kelas V

            ___________________                                 ___________________
           NIP                                                                 NIP




Lampiran 1

MEDIA PEMBELAJARAN

  
Gambar Jenis Usaha Pertanian                     Gambar Jenis Usaha Peternakan

 
Gambar Jenis Usaha Kerajinan                   Gambar Jenis Usaha Bidang Jasa








Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Wawancara
1.    Apakah pekerjaan (mata pencaharian) Bapak/Ibu?
2.    Berapa kali Bapak/Ibu bekerja dalam seminggu?
3.    Berapa kali Bapak/Ibu biasanya libur?
4.    Berapa besarnya penghasilan yang Bapak/Ibu terima sebagai hasil dari pekerjaan yang Bapak/Ibu kerjakan?
5.    Berapa banyaknya tanggungan keluarga Bapak/Ibu?
























Lampiran 3
Kesimpulan Pelajaran
·      Ilmu Pengetahuan Sosial
Jenis usaha (pekerjaan) orang beranekaragam. Jenis usaha dibedakan menjadi enam, yaitu :
1.      Pertanian
2.      Perdagangan
3.      Perikanan
4.      Peternakan
5.      Industri Kerajinan
6.      Jasa
·      Bahasa Indonesia
Sebelum melaksanakan kegiatan wawancara, kita harus meyiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk kegiatan wawancara tersebut, misalnya menyiapkan daftar pertanyaan. Dalam melaksanakan wawancara, kita hrus bersikap sopan dan santun serta menggunakan bahasa yang sistematis dan mudah dipahami oleh orang yang akan kita wawancarai.
·      Matematika
Untuk mencari FPB dan KPK suatu bilangan, kita harus mencari faktor prima dari bilangan tersebut.
1.      FPB      = angka yang sama dengan pangkat terkcil
2.      KPK     = semua angka dengan pangkat terbesar
·      Pendidikan Kewarganegaraan
Kita harus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, misalnya dengan bersikap saling menghromati dan menghargai serta tidak bersikap saling bermusuhan terhadap keragaman yang ada.




Lampiran 4
PEKERJAAN RUMAH (PR)
Soal
1.      Cobalah lakukan wawancara kepada orang yang mempunyai jenis pekerjaan yang berbeda satu sama lain!
2.      Berdasarkan hasil wawancara, carilah KPK dan FPB dari :
a.    Kapan merekan akan libur secara bersamaan?
b.    FPB dari jumlah tanggungan keluarganya!
3.      Bagaimana sikap kita terhadap seseorang yang mempunyai penghasilan yang lebih endah dari orang tua kita?
Kunci Jawaban
1.      Disesuaikan dengan keadaan masing-masing siswa.
2.      Disesuaikan dengan hasil wawancara tiap kelompok.
3.      Kita tidak boleh bersikap sombong, kita harus menghargai mereka dan tidak mengganggap mereka lebih rendah dari kita, kita harus tetap menyayangi mereka karena mereka adalah saudara kita yang sama-sama hidup di wilayah NKRI.
LaMPIRANran  5


LKS
I.     Berilah huruf B jika pernyataan berikut benar, atau S jika kalimat berikut salah !
1.    Petani ladang adalah petani yang mengolah lahan kering                (     )
2.    Peternak hewan kecil biasanya memelihara ikan                           (     )
3.    Dokter merupakan orang yang bekerja di bidang jasa                              (     )
4.    Sebaiknya kita asal bertanya saja dalam berwawancara               (     )
5.    Kita harus bersikap agresif saat berwawancara                                        (     )
6.    Kita harus merencanakan kegiatan wawancara dengan baik
agar tidak mengganggu orang yang akan kita wawancarai             (     )
7.    Bilangan prima adalah bilangan yang hanya mempunyai dua faktor            (     )
8.    2 merupakan faktor prima                                                                       (     )
9.    8 mempunyai 2 faktor, yaitu 1 dan 8                                                        (     )
10.     Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki keragaman
budaya                                                                                                    (     )

II. Isian Singkat
1.    Hewan yang biasanya dipelihara oleh peternak hewan besar yaitu ….
2.    Kerajinan merupakan ....
3.    Dalam melakukan kegiatan wawancara, kita harus bersikap ….
4.    KPK dari 8 dan 10 yaitu ....
5.    Kita harus saling menghormati dan menghargai untuk menjaga ….









Lampiran 6

Kunci jawaban
I.     Pilihan ganda
1.    B                        6. B
2.    S                                    7. B
3.    B                        8. B
4.    S                                    9. S
5.    S                                    10. B

I.     Isian Singkat
1.    Sapi, kerbau, kuda, dan babi
2.    Kegiatan membuat peralatan dari bahan sedanya
3.    Sopan, santun, dan membei kesempatan kepada orang yang diwawancarai untuk berbicara
4.    Faktor 8 = 23
Faktor 10 = 2 x 5
KPK 8 dan 10 = 23 x 5
 = 8 x 5
 = 40
5.    Persatuan dan kesatuan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia