BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan suatu usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa
untuk mencapai kedewasaan. Pendidikan bertujuan untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan, sikap, serta keterampilan. Pendidikan yang bermutu akan
menghasilkan manusia yang berkarakter dan berdaya saing. Upaya untuk menciptakan
pendidikan yang bermutu yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif,
inspiratif, menyenangkan dan memotivasi peserta didik, sehingga dapat berperan
aktif dalam pembelajaran tersebut. Peserta didik juga diberi keleluasaan dalam
mengembangkan kreatifitas dalam menciptakan/melakukan sesuatu sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Bizhan Nasseh, menyebutkan hingga kini praktek
pembelajaran masih menggunakan salah satu
dari model linear atau model sirkular. Dalam model linear, proses dimulai dari penyusunan materi bidang studi yang
dilakukan oleh guru sendiri, diikuti dengan merancang kegiatan pembelajaran,
mengajar, belajar, dan melakukan evaluasi yang ‘mengalir’ secara linear. Uraian materi dan rencana kegiatan dirancang
di awal kegiatan oleh guru. Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang
sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang lebih pasif. Model ini bercorak ‘teacher-centered’. Guru, selain merancang kegiatan pembelajaran,
juga menentukan tujuan pembelajaran dan alat evaluasinya.
Pengembangan pembelajaran IPA SD saat ini
sedikit banyak masih menggunakan alur
model linear. Yang menjadi masalah sebenarnya bukanlah mengenai
alur modelnya, melainkan substansi proses pembelajaran yang terjadi di dalamnya,
khususnya pembelajaran IPA
SD. Apakah pembelajaran yang dilakukan itu sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran ataukah masih jauh dari prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut. Jika pembelajaran dilakukan tanpa mengindahkan
prinsip-prinsip pembelajaran, maka nuansa pembelajaran yang terjadi adalah cenderung
didominasi oleh peran guru, sementara siswa kurang dilibatkan dalam proses
pembelajaran. Jika demikian, motivasi siswa dalam belajar akan menurun,
ketertarikan terhadap proses pembelajaran akan berkurang, hasil belajar siswa
akan mengendur dan dalam jangka panjang akan bisa menurunkan prestasi belajar
siswa.
Sebagai seorang guru, kita perlu
melakukan strategi agar tidak terjadi hal-hal yang demikian. Maka dari itu,proses
pembelajaran hendaknya dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran
dan pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat, agar nuansa pembelajaran jadi
menyenangkan. Selain itu, perlu juga memperhatikan lingkungan belajar non
fisik, agar siswa merasa nyaman dalam belajar. Lingkungan belajar non fisik
disini dapat diartikan sebagai lingkungan yang menunjukkan
keadaan psikologis di sekitar siswa yang diciptakan oleh guru secara sengaja
untuk mendorong siswa belajar dengan menyenangkan. Sinergitas dari ketiga hal
tersebut, yaitu penerapan prinsip-prinsip pembelajaran IPA di SD, penerapan
strategi pembelajaran yang tepat, dan dukungan positif dari lingkungan belajar
non fisik, akan dapat mewujudkan nuansa pembelajaran IPA di SD yang
menyenangkan, sehingga akan memotivasi peserta didik untuk terus belajar.
B.
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah:
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah:
1.
agar dapat mengetahui prinsip-prinsip
pembelajaran yang menyenangkan, sehingga diharapkan guru dapat menerapkannya
dalam proses pembelajaran.
2.
agar dapat mengetahui contoh lingkungan
belajar non fisik dalam pembelajaran IPA di SD yang dapat mewujudkan proses
pembelajaran yang menyenangkan.
3.
agar dapat mengetahui strategi pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran IPA di SD agar terjadi proses pembelajaran yang
menyenangkan.
C.
Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini dapat
dirasakan bagi guru serta bagi orang tua peserta didik.
1.
Bagi guru
a.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran
yang menyenangkan, diharapkan guru dapat menerapkannya dalam proses
pembelajaran.
b.
Memudahkan guru untuk memahami kemampuan siswa
yakni dengan melihat gaya belajarnya.
c.
Membantu guru untuk mengembangkan potensi dalam
diri siswa.
d.
Memotivasi guru untuk terus berinovasi dalam
mengembangkan pembelajaran demi mencapai tujuan.
2.
Bagi orang tua
a.
Mengetahui gaya belajar anak, sehingga dapat memfasilitasi
anak dalam belajar.
b.
Mempermudah orang tua membimbing anak dalam
belajar.
D.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi latar belakang, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana penerapan prinsip-prinsip pembelajaran
IPA di SD agar terjadi proses pembelajaran yang menyenangkan?
2.
Apa sajakah contoh lingkungan
belajar non fisik dalam pembelajaran IPA di SD yang dapat mewujudkan proses
pembelajaran yang menyenangkan?
3.
Bagaimana
strategi pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SD agar terjadi
proses pembelajaran yang menyenangkan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran IPA di SD
Terdapat lima prinsip pembelajaran
IPA di SD yang selanjutnya dapat menjadi dasar pemahaman tentang pembelajaran
IPA yang menyenangkan:
1.
Pemahaman
tentang dunia di sekitar kita dimulai dari pengalaman baik secara indrawi
ataupun nonindrawi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip satu
adalah:
a. Siswa
perlu diberi kesempatan memperoleh pengalaman dan aktif melakukan sesuatu agar
memperoleh pengalaman.
Contoh:
1) Ketika
siswa diajak mempelajari berbagai jenis rumput di halaman sekolah, sambil
membuat catatan juga membuat sketsa tentang berbagai bentuk daun, batang,
bunga, akar dan lain-lain. Atau bisa juga siswa diajak untuk menggolongkan
jenis rumput berdasarkan bentuk daun, tempat tumbuh, dan siswa tidak diajak
untuk menghafal nama-nama rumput.
2) Ketika
siswa diajak memamahami topik temperatur, sebaiknya siswa juga diajak untuk
memiliki pengalaman tentang temperatur. Guru menyiapkan tiga gelas yang berisi
air berbeda temperaturnya (hangat, sedang, dingin), siswa disuruh untuk
memasukan jari tangannya ke dalam gelas tadi dan ditanyakan perbedaannya.
2. Pengetahuan yang
diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung sehingga perlu diungkap selama
proses pembelajaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam prinsip dua adalah:
a. Pengetahuan
siswa yang diperoleh dari pengalaman perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.
Contoh:
Dari dua contoh yang diberikan di prinsip satu, selanjutnya
siswa disuruh untuk menyajikan atau menyampaikan di depan kelas tentang penemuannya
agar siswa yang lain dapat mengetahuinya.
3.
Pengetahuan
pengalaman siswa kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, atau
pengetahuan yang guru miliki.
Beberapa hal yang pelu
diperhatikan dalam prinsip tiga adalah:
a. Pengetahuan
siswa yang tidak konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan disebut miskonsepsi.
Contoh:
Guru perlu merancang
kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi selama pembelajaran berlangsung.
Ketika siswa mengatakan bahwa matahari bergerak dari timur ke barat seperti
yang kita lihat setiap hari. Guru perlu membetulkannya, caranya dengan
menanyakan pada siswa, apakah pernah naik bus yang bergerak laju, suruh mereka
mengingat, apa yang dilihat di luar bus. Apakah kalian punya kesan bahwa benda
seperti pohon dan rumah yang ada luar bus bergerak mundur menjauhi bus. Apa
yang sesungguhnya, bus yang bergerak cepat atau pohon itu yang bergerak cepat.
Tanya jawab seperti ini guru perlu membetulkan bahwa ” benda yang kelihatan bergerak
belum tentu bergerak,” hal ini terjadi karena cara memandang saja. Gerakan yang
terjadi seperti tadi disebut gerak semu
dalam IPA.
4.
Dalam
setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan
konsep yang lain.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam prinsip empat adalah:
a. Pengetahuan
selalu mengandung fakta, data, konsep,
simbol, dan hubungan antar konsep.
Contoh:
Misalnya pengetahuan
kutub magnet.
Fakta : setiap batang magnet memiliki dua
kutub magnet.
Data : sebuah batang magnet ada yang
mampu menarik 10 paku.
Konsep : kutub utara dan kutub selatan.
Simbol : U atau N sebagai simbol kutub utara, S sebagai simbol
kutub selatan.
Hubungannya dengan
konsep lain adalah kutub utara sebatang magnet selalu mengarah ke utara karena ditarik oleh kutub magnet bumi.
Tugas guru adalah mengajak siswa
untuk mengelompokkan pengetehuan yang
sedang dipelajarai ke dalam fakta, data, konsep, simbol dan hubungan
dengan konsep lain.
5.
IPA
terdiri atas produk, proses dan prosedur.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam prinsip lima adalah:
Pemahaman konsep IPA
yang dipelajari siswa harus menunjukkan produk, proses dan prosedur.
Contoh:
Ketika siswa dibekali menemukan
pengetahuan, itu adalah proses dan
prosedur IPA, proses menyangkut aktivitasnya sedangkan prosedur merupakan metode ilmiah yang digunakan dalam kegiatan
penelitiannya, sedangkan hasil yang diperoleh melalui kegiatan itu adalah
produk.
B.
Lingkungan
Belajar Non Fisik
Selain kelima
prinsip di atas, hal yang perlu dipertimbangkan lagi dalam pembelajaran IPA di
SD untuk menjadi menyenangkan, adalah lingkungan
belajar non fisik, yaitu lingkungan yang menunjukkan keadaan psikologis di
sekitar siswa yang diciptakan oleh guru secara sengaja untuk mendorong siswa
belajar dengan menyenangkan.
Wujud lingkungan non fisik yang
dapat mendorong siswa belajar dengan menyenangkan diantaranya adalah:
1.
Lingkungan
belajar mendukung dan produktif, yang dapat
diciptakan oleh guru dengan cara:
a. Membangun
hubungan yang positif dengan setiap siswa, guru mengenal dan menghargai mereka
satu persatu.
b. Membangun
budaya saling menghormati.
c. Menunjukkan
rasa aman pada setiap siswa secara individual.
d. Memberikan
penghargaan pada setiap usaha siswa.
e. Mengapresiasi
konsepsi siswa tentang konsep IPA yang akan dipelajari.
2.
Lingkungan
belajar menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif dan motivasi diri,
dapat diciptakan oleh guru dengan cara:
a. Mendorong
dan memberi dukungan agar siswa bertanggung jawab terhadap cara belajar mereka.
b. Menanamkan
bahwa keberhasilan belajar adalah di tangan siswa sendiri.
c. Membangun
strategi kolaborasi yang produktif (pemberian tugas dalam kelompok) siswa aktif
memberikan sumbangan kepada kelompoknya.
3.
Kebutuhan
siswa, prespektif siswa, minat siswa tercermin dalam program pembelajaran IPA.
Guru baiknya selalu responsive terhadap
tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual.
4.
Siswa ditantang dan didukung agar
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Lingkungan
belajar seperti ini dapat terjadi jika guru merancang dan mengimplementsikan
suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan
hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi
dan penyelesaian masalah.
5.
Assesmen
(penilaian) merupakan bagian integral
dalam pembelajaran. Lingkungan belajar
seperti ini tercermin pada asesmen yang dibuat guru yang menyangkut beberapa
aspek dari belajar, misalnya dalam bentuk
portofolio. Asesmen yang dibuat harus mendorong siswa untuk melakukan refleksi
dan evaluasi diri.
C.
Pendekatan
Pembelajaran yang Menyenangkan
Pendekatan
pembelajaran yang bagaimana yang bisa menyengkan itu? Pembelajaran adalah cara
untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode dan teknik yang tepat sehingga
diperoleh hasil belajar yang akurat dan dipercaya.
Strategi dalam Quantum
Teaching yang dikenal pendekatan TANDUR:
1.
Tumbuhkan
minat dengan mengajukan apa manfaatnya bagiku
2.
Alami
atau ciptakan pengalaman umum yang dimengerti semua siswa
3.
Namai
dengan istilah, konsep, kata kunci dan rumus
4.
Beri kesempatan mereka
menDemontrasikan / menunjukkan pengetahuan yang telah
dikonstruksi
5.
Tunjukkan cara mengUlang materi dan menugaskan aku tahu
bahwa memang sudah tahu ini
6.
Rayakan
atas pencapaian mereka dengan cara mengakui / menghargainya
Jika strategi TANDUR ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh pembelajaran yang
membuat siswa aktif, dengan begitu
berkembanglah kreatifitas baik siswa
maupun guru, sehingga proses itu berjalan
efektif, dan akhirnya
menyenangkan.
Pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dikenal dengan nama PAKEM. PAKEM termasuk salah satu
ciri pembelajaran konstruktivisme yang
bertitik tolak dari pengalalam sehari-hari siswa berupa pendapat, pengalaman,
atau konsepsi siswa yang diapresiasi dengan baik oleh guru di kelas sejak awal
pembelajaran yang membuat siswa yang bersangkutan akan lebih merasa senang. Kalau
ini yang terjadi dalam sebuah proses pembelajaran, artinya telah menerapkan PAKEM.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk
membuat siswa belajar dengan baik: yaitu Lingkungan belajar yang mendukung dan produktif; Lingkungan belajar
menumbuhkan peningkatan kemandirian, saling ketergantungan, dan motivasi diri; Kebutuhan
siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar, siswa
ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis, Asessmen
merupakan bagian integral dari pembelajaran, Belajar menghubungkan siswa dengan
masyarakat dan prakttik yang berada jauh di luar kelas.
Prinsip pembelajaran yang menyenangkan adalah: segalanya berbicara, segalanya bertujuan,
pengalaman sebelum pemberian nama, pengakuan setiap usaha, perayaan di akhir
pelajaran. Dalam Quantum Teaching
dikenal strategi: TANDUR Lima prinsip
pembelajaran IPA yang perlu diperhatikan: Prinsip 1: Pemahaman tentang dunia di sekitar kita di mulai
melalui pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi. Prinsip 2: Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah
terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran.
Prinsip 3: Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten
dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki., Prinsip 4:
Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi
dengan konsep yang lain. Prinsip 5: IPA terdiri atas produk, proses, dan
prosedur.
B.
Saran
Sebaiknya guru perlu
memahami secara betul prinsip-prinsip pembelajaran IPA di SD yang selanjutnya
dapat menjadi dasar pemahaman tentang pembelajaran IPA yang menyenangkan. Guru juga perlu
mengkondisikan lingkungan belajar yang mendukung dan
produktif, agar peserta didik dapat terdorong untuk belajar dalam
suasana yang mentenangkan. Selain itu, guru hendaknya dapat memilih strategi
yang tepat dalam pembelajaran IPA di SD, misalnya strategi Quantum teaching yang dikenal dengan pendekatan TANDUR. Jika strategi TANDUR ini digunakan dengan baik oleh guru, maka akan tercipta
pembelajaran yang membuat siswa aktif.
Dengan begitu, berkembanglah kreatifitas
baik siswa maupun guru, sehingga proses itu berjalan efektif, dan akhirnya menyenangkan.
1 komentar:
Slots Machines in Casino Tulsa
Slots Machines in Casino Tulsa 아르고 캡쳐 is the newest and best place for Texas-style gaming. Learn about 온라인 바카라 사이트 the history, features, and dafabet best casinos 사설 바카라 in 벳 인포 our area.
Posting Komentar