HALAMAN PENTING

Senin, 02 Juli 2012

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
MENYIKAPI FAKTOR NEGATIF TAHAP PERKEMBANGAN

Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang mengikutinya (Hurlock, h. 23, 1999).
            Perkembangan yang dialami oleh individu memang berbeda-beda atau tidak sama antara individu yang satu dengan yang lainnya. Ada yang perkembangannya tidak maju menurut umur bahkan mungkin saja mundur atau menyimpang, tetapi sesuatu yang pasti tentang perkembangan yaitu bahwa pada dasarnya perkembangan itu tidak meloncat-loncat atau dengan kata lain, berpindah dari satu fase ke fase berikutnya dengan teratur. Meskipun berbeda dalam ukuran waktunya antar sesama indvidu.
            Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu memiliki tugas-tugas perkembangan, yaitu kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada peride itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.
Tahap perkembangan menurut E. Hurlock
1.      Masa Pranatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.
2.      Masa Neonatus, saat kelahiran sampai akhir minggu kedua.
3.      Masa Bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
4.      Masa Kanak- Kanak awal, umur 2 – 6 tahun.
5.      Masa Kanak- Kanak akhir, umur 6 – 10 atau 11 tahun.
6.      Masa Pubertas (pra adolesence), umur 11 – 13 tahun
7.      Masa Remaja Awal, umur 13 – 17 tahun. Masa remaja akhir 17 – 21 tahun.
8.      Masa Dewasa Awal, umur 21 – 40 tahun.
9.      Masa Setengah Baya, umur 40 – 60 tahun.
10.  Masa Tua, umur 60 tahun keatas.

            “Charlotte Buhler”, menamakan masa puber sebagai fase negatif. Istilah fase ini menunjukkan periode yang singkat. Negatif berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan, atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang. Pada fase negatif ini terdapat faktor negatif dalam tahap perkembangan pubertas diantaranya perilaku remaja mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku. Selain itu, pada masa puber seorang anak seringkali berada pada kondisi ”bingung”. Suatu kondisi dimana seorang anak tidak tahu bagaimana mereka memposisikan dirinya. Kondisi ini akan membuat seorang anak mencoba perilaku-perilaku baru, yang mana perilaku ini ditujukan agar mereka memperoleh posisi yang jelas. Perilaku yang dicoba oleh anak usia puber seringkali justru meniru perilaku orang-orang dewasa, seperti merokok, membentuk gank, kongkow-kongkow atau nongkrong  sampai larut malam dan perilaku-perilaku lain yang dilakukan oleh orang dewasa. Faktor negatif pada tahap pubertas diatas tidak akan larut dalam perilaku-perilaku yang dianggap negatif oleh orang dewasa jika anak mendapatkan bimbingan yang benar.
            Dalam menyikapi faktor negatif  pada fase pubertas harus ada kerjasama yang baik antara orang tua, maupun pihak sekolah. Orang tua dan pihak sekolah harus menyadari dan memahami posisi perkembangan yang sedang dialami anak yaitu pada tahap pubertas. Orang tua hendaknya selalu memberikan perhatian kepada anak. Perhatian dapat berupa menjaga kedekatan orang tua dengan anak sehingga komunikasi tetap terjaga dengan baik. Apabila diberi perhatian penuh dan selalu menjaga kedekatan orang tua dengan anak maka anak akan bersifat terbuka kepada orangtua, mau menceritakan permasalahan yang dihadapi kepada orang tuanya.
Orang tua menghargai pendapat anak karena anak pada tahap pubertas sanagt senang apabila pendapatnya dihargai. Hargai pendapat anak antara lain dengan berusaha menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Pada masa ini, logika mereka semakin matang. Dalam menanggapi permasalahan yang di hadapi anak, orang tua harus tahu dan sadar posisi anak sedang dalam masa puber. Orang tua hendaknya selalu memantau perkembangan anak dan pergaulan anak. Orang tua harus mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya, sehingga ia bisa menyikapi setiap perubahan ataupun permasalahan yang terjadi pada anaknya dengan tepat. Pergaulan anak sangat mempengaruhi perkembangan anak pada masa pubertas. Apabila anak salah bergaul, ia akan terjerumus pada hal-hal negatif. Oleh karena itu, pergaulan anak tidak boleh lepas dari pantauan orang tua. Orang tua harus mengetahui dengan siapa dan dimana anaknya bermain atau berkumpul.
             Jangan terlalu protektif pada anak, jika terlalu protektif, bisa jadi orang tua  tidak tahu dengan siapa anaknya bertemankarena anak akan menjadi bersifat tertutup. Semakin dilarang, anak akan semakin membangkang. Supaya anak tidak merasa terlalu dilarang dan dikekang dalam bergaul maka orang tua hendaknya selalu menjaga komunikasi yang baik dengan anak. Ketika orang tua sudah mulai merasa anaknya salah dalam bergaul maka orang tua harus menasehati anak dengan cara yang halus dan menjelaskan dampak negatif yang akan terjadi.
            Selain orang tua, sekolahpun memegang peranan dalam mengatasi faktor negatif yang terjadi pada masa pubertas anak, karena selain dirumah, sekolah adalah tempat kedua anak dalam menghabiskan waktunya. Pihak sekolah yaitu guru pada khususnya dalam menyikapi faktor negatif yang terjadi pada masa pubertas anak diantaranya adalah memantau pergaulan anak di sekolah. Apabila guru mulai melihat anak salah dalam bergaul serta melakukan kenakalan yng negatif maka guru hendaknya menasehati anak. Guru bisa memposisikan diri sebagai tempat curhat bagi anak ketika anak mengalami permasalahan. Terkadang ada anak yang takut menceritakan permasalahannya kepada orang tuanya. Guru bisa memberikan pemahaman tentang masa puber kepada anak agar anak mengetahui tentang masa puber yang sedang dialaminya

0 komentar:

Posting Komentar