HALAMAN PENTING

Kamis, 14 Juni 2012

PRINSIP DAN MODEL PKR

PRINSIP DAN MODEL  PKR

Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi – tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya ( manusia, alam, social, budaya ) yang tersedia. Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagian terbesar dari waktuyang tersedia untuk kegiatan belajar siswa, penampilan kualitas pembelajaran yang memadai, dan keterlibatan yang luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar. Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara mengisi waktu belajar, menampilkan kualitas pembelajaran, dan melibatkan siswa dalam belajar.
Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif yang menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal yang kemudian dikenal sebagai prinsip pengelolaan PKR.

Model Pengelolaan PKR
Setiap model pengelolaan PKR memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik, semua kembali pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar yang tersedia.
1.                  Model PKR 221
Model PKR 221 merupakan model PKR Murni karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling efektif diantara model PKR lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah siswa tidak terlampau banyak ( 15 – 20 orang ).
Sebagai contoh dalam hal ini guru meghadapi dua kelas yaitu kelas 5 dan 6, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas 5 dan mata pelajaran IPS dengan topic Sumber Kekayaan Alam di kelas 6. Kedua topic ini memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalm satu kelas.
Dalam menerapkan model PKR 222 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a.          Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan pengantar dan pengarahan dalam satubruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis yang dibagi 2. Tuliskan topic dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah – langkah untuk masing – masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan berlangsung.
b.         Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan dan bimbingan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c.          Pada kegiatan penutup, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.

2.                  Model PKR 222
Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan model ini mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena guru harus berpindah – pindah diantara 2 ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang dengan cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat belajar dengan penuh perhatian. Dalam praktik, model ini tidak seefektif Model PKR 221.
Sebagai contoh, guru menghadapi 2 kelas, dalam hal ini kelas 5 dan 6, untuk mata pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas 5 dan mata pelajaran IPA topic Tumbuhan Hijau di kelas 6. Kedua topic ini tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsungdalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan pintu.
Dalam menerapkan model PKR 221 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a.          Pada kegiatan pendahuluan, satukan siswa kelas 5 dan 6 dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang dilakukan pada Model PKR 221. Bila ternyata tidak mungkin menyatukan siswa kelas 5 dan 6 dalam ruangan, gunakan halaman atau emperan sekolah sambil berdiri / berbaris. Apabila cara kedua masih tidak mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6 duduk dalam ruangan masing – masing. Guru berdiri di pintu penghubung ruang kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara berselang – seling untuk kelas 5, kemudian kelas 6 dan atau sebaliknya.
b.         Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satu lagi tidak ada kegiatan sehingga ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung.
c.          Pada kegiatan penutup, guru berdiri di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang dilakukan. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing – masing kelas. Kemukakan hal – hal yang perlu disiapkan untuk jam pelajaran berikutnya.
d.         Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dank e arah pintu penghubung.
  
3.                  Model PKR 333
Model PKR 333, sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR Modifikasi karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka mengingat terdapat batas fisik. Dampaknya, perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya jauh lebih lama lagi karena karena guru harus berpindah – pindah di antara 3 ruangan. Model ini tidak dianjurkan untuk sering digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila memang secara fisik tidak dimungkinkan penerapan Model 222.
Sebagai contoh, guru menghadapi 3 kelas. Yaitu dalam hal ini kelas 4, 5, dan 6 untuk mengajar mata pelajaran yang berbeda. Di kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik Penduduk, di kelas 5 mata pelajaran IPA dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkunga, dan di kelas 6 Matematika dengan topik Pecahan.
Dalam menerapkan model PKR 333 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a.             Pada kegiatan pendahuluan, guru mengumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Kemudian guru memberikan pengantar dan pengarahan seperti yang dilakukan dalam Model PKR 222. Apabila tidak mungkin menyatukan siswa dalam satu ruangan, kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di halaman dengan berbaris per kelas, seperti dalam upacara bendera. Guru memberikan pengantar dan pengarahan serta prosedur kegiatan belajar yang akan dijalani dalam pertemuan itu.
b.            Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dan atau Lembar Tugas Siswa ( LTS ) sangat dianjurkan agar kegiatan belajar siswa lebih bersifat mandiri. Artinya, kegiatan belajar siswa tidak banyak tergantung pada hadirnya guru di muka kelas. Dalam melaksanakan Model PKR 333 guru harus berpindah – pindah secara teratur antar 3 ruangan. Tidak dapat dihindari akan terdapat waktu tunggu pada setiap kelas. Hal itu dapat diperkecil dengan meningkatkan kadar kemandirian belajar siswa. Proses saling bombing antarsiswa atau tutor sebaya perlu digalakkan. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung untuk memantau kegiatan belajar dalam 2 ruangan yang berhubungan.
c.             Pada kegiatan penutup adalah reviu untuk dua kelas dengan guru menempatkan diri di pintu penghubung ruang 1 dan 2 atau ruang 2 dan 3. Kemudian guru memberikan penguatan dan tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu, guru berpindah ke ruangan yang tersisa. Lakukan kegiatan penutupan, seperti di 2 ruangan sebelumnya.
d.            Sebagai catatan, memang Model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumiy dalam pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas ( daya gerak ) pedagogis yang tinggi. Keunggulan model ini terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya. Adanya aneka sumber belajar akan sangat membantu berjalannya model ini.
e.             Untuk membantu guru dalam mengelola kegiatan belajar dalam 3 ruangan, sedapat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung.

sumber : Pembelajaran Kelas Rangkap Dra. Susilowati, M.Pd

0 komentar:

Posting Komentar